Minggu, 19 April 2015

Kebahagiaan Ku

PUISI UNTUK KELUARGA
Menopang seluruh yang ada di hati, tubuh dan luangan kasih sayang kalian.
Hingga begitu indah setiap detik dalam hangat cengkrama.
Bunda, Ayah dengan malu kukatakan “Akulah anakkmu…”
Adik-adikku, dengan malu kukatakan “Akulah kakakmu…”
Bunda…
Sejujurnya telah kucoba kumpulkan
keindahan dunia tuk ganti hadirmu.
Sejujurnya telah kupilah yang terbaik
untuk mengisi kerinduanku.
Tapi bunda, yang kutemui hanya lelah
Lalu saat itu aku kembali padamu, memohon pelukan
Dan kau senantiasa menjadi pendengar yang arif
Mendengarkan dengan mata
Mendengarkan dengan hati
Kau mendengar apa yang tak terucap dengan kata-kata
Bunda…
Dunia takkan mampu menggantikanmu
Pilihan terbaik takkan lagi coba kuisi dalam rinduku
Hingga begitu indah setiap detik dalam rahimmu
Hingga begitu indah setap detik dalam gendongmu
Hingga begitu indah setiap detik dalam pangkuanmu
Hingga derita yang kau rasa indah untuk anandamu ini…
Lalu, kenapa hanya rindu yang kupunya untukmu Bunda?
Tidak Bunda…
Rindu ini selalu hadir dalam doa anandamu
Agar surga selalu hadir untukmu
Bukan hanya di telapak kakimu
Ayah…
Rentetan waktu yang kau urai dalam peluh
Dalam entah berapa banyak tetes keringatmu yang kini menjadi darahku
Selama itu kau tetap tersenyum.
Jinjingan pelangi tak pernah luput kau bawa sepulang kerja
Lalu, dengan sabar , menguraikan warnanya untukku
satu persatu dengan mata berbinar
Dengan baju kemejamu yang telah lusuh.
Lalu, kuteringat saat ku merengek meminta baju baru
Sementara kau sibuk berhutang demi penuhi keinginanku
Ah, aku memang anak manja
Ucapan terimakasih dan doa rasanya tak pernah cukup untuk membalasmu
Sementara, tak jarang aku menjadi jauh dari harapan-harapanmu.
Aku malu…
Ayah…
Sebagian semangatku ada dalam doamu
Dan pijakan hidupku dalam petuah sederhanamu
aku catat dalam jiwa dan kujalankan
Ayah…
Aku bangga menjadi anakmu
Bunda, Ayah…
Mungkinkah ku mampu menjadi anak yang dapat kalian banggakan?
Mungkinkah ku mampu penuhi semua harapan?
Mungkinkah ku mampu menjadi penyejuk pandangan?
Maafkan aku…
Maafkan jikalau budi kalian aku balas dengan hinaan
Maafkan jikalau sapaan lembut kalian aku balas dengan hardikan
Maafkan jikalau mata ini sering menatap sinis pada kalian
Maafkan jikalau banyak permintaan tolong yang tak kudengar
Maafkan jikalau aku justru membuat kalian malu
Maafkan atas segalanya
Maafkan.
Bunda, Ayah, maafkan aku…
Sungguh aku ingin menjadi anak yang dapat kalian banggakan
Sungguh aku ingin penuhi semua harapan
Sungguh aku ingin menjadi penyejuk pandangan
Bunda, Ayah kembali ku memohon padamu…
Adik-adikku…
Malaikat kecilku
Ah, kini kalian telah tumbuh dewasa
Tentu telah memahami banyak tentang hidup
kalian kini telah tumbuh menjadi dewasa menjadi anak yang cerdas
Ya,kalian kini tak lagi mudah tuk ku bohongi seperti dulu
Adik-adikku…
Kalianlah yang paling tahu siapa aku
Kalian tahu setiap cela diri kakak
Selain Bunda dan Ayah…
kalianlah yang sering menjadi korban amarahku
Kalianlah yang sering menjadi pelampiasan ambisi dan keegoisanku
Padahal kakak tahu, kalian begitu tulus menyayangi kakak.
Entah telah berapa banyak doa kalian yang menjadi jalan kemudahan bagi hidup kakak
Maafkan kakak, adik-adikku
Selama ini kakak belum mampu menjadi suri tauladan bagi kalian
Kakak belum bisa menjadi kakak yang baik, yan membahagiakan kalian
Lebih banyak menyulitkan dan menyudutkan kalian.
Bunda, Ayah, Adik-adikku
Kalian adalah surga dalam hidupku
Karunia termegah Sang Pencipta untukku
Pastikan kita selalu bersama, Selamanya…

                                           https://www.facebook.com/CintaAyahIbuKU/posts/10151896243571838

Rabu, 22 Februari 2012